Industri ritel mengalami perubahan besar dengan hadirnya Augmented Reality (AR). Teknologi ini memungkinkan konsumen mencoba produk secara virtual sebelum membeli.
Contohnya, aplikasi AR fashion memungkinkan pelanggan “mencoba” pakaian atau sepatu tanpa harus ke fitting room. Sementara di sektor furnitur, konsumen bisa menempatkan sofa virtual di ruang tamu mereka untuk melihat kecocokan.
Pandemi mempercepat adopsi AR karena masyarakat ingin belanja tanpa kontak fisik. AR menjawab kebutuhan itu dengan pengalaman belanja imersif dan aman.
Perusahaan besar seperti IKEA, Sephora, dan Nike sudah mengintegrasikan AR ke aplikasi mereka. Hasilnya, tingkat kepuasan pelanggan meningkat pesat.
Namun, teknologi ini masih punya keterbatasan. Tidak semua perangkat mendukung AR, dan biaya pengembangan cukup mahal bagi bisnis kecil.
Kesimpulannya, AR adalah masa depan ritel. Belanja tidak lagi hanya soal transaksi, tetapi juga pengalaman interaktif yang memuaskan konsumen.