Mobil terbang telah lama menjadi fantasi sains fiksi. Namun kini, teknologi mulai membuat mimpi itu semakin dekat. Pertanyaan besar: apakah 2035 akan menjadi tahun nyata bagi mobil terbang?
Beberapa perusahaan sudah mengembangkan prototipe. Terrafugia, Aeromobil, hingga perusahaan besar seperti Hyundai dan Toyota, tengah berlomba menciptakan kendaraan yang bisa melaju di jalan sekaligus terbang di udara.
Keunggulan mobil terbang jelas: mengurangi kemacetan, mempercepat mobilitas, dan membuka peluang baru bagi transportasi urban. Perjalanan dua jam di jalan raya bisa dipangkas menjadi 15 menit di udara.
Namun, tantangan regulasi sangat besar. Bagaimana mengatur ribuan mobil terbang agar tidak saling bertabrakan di langit kota? Aturan penerbangan sipil harus diubah total untuk menampung kendaraan jenis baru ini.
Selain itu, masalah keamanan juga jadi sorotan. Kecelakaan mobil terbang bisa lebih fatal dibanding mobil darat. Teknologi autopilot dan sistem anti-tabrakan harus benar-benar matang sebelum mobil terbang bisa dilepas ke pasar.
Harga pun masih menjadi kendala. Saat ini, prototipe mobil terbang dibanderol jutaan dolar, jauh dari jangkauan konsumen biasa.
Namun, dengan perkembangan teknologi baterai dan produksi massal, biaya diperkirakan bisa turun signifikan pada dekade berikutnya.
Kesimpulannya, 2035 mungkin akan menjadi tonggak sejarah mobil terbang. Meski bukan untuk semua orang, kendaraan futuristik ini bisa menjadi simbol era baru transportasi udara perkotaan.